DISKUSI TENTANG MANAJEMENT PROYEK DI BIDANG IT DAN PENDIDIKAN
BAB
I
1.
Pengertian
Manajemen
proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk
dapat mencapai tujuan-tujuan proyek.
2.
Latar Belakang
Adanya
pembagian tugasyang tidak merata atau bisa juga dikarenakan tidak ada
pengorganisasian untuk mengrjakan proyek tersebut.
3.
Tujuan
Adanya
pembagian tugas dan adanya pengorganisasian untuk menjalankan sebuah
proyek maka proyek tersebut akan berjalan dengan lancar.
4.
Hasil yang diharapkan
Agar
kita mengetahui dan memahami apa itu management proyek dan bagaimana
kita menerapkannya dengan prinsip prinsip yang ada di dalamnya.
BAB
II
Alat
dan Bahan
-
Laptop
-
LCD Proyektor
-
Moderator atau pemimpin diskusi
-
Peserta diskusi
BAB
III
Jangka
Waktu
13.00
– 16.00
BAB
IV
Langkah
kerja
-
Moderator menyiapkan materi yang akan di diskusikan
-
Moderator membacakan materi yang telah disiapkan
-
Moderator mempersilahkan peserta diskusi untuk menyampaikan pendapatnya tentang pemahamannya terhadap materi yang disampaikan
-
Peserta maju kedepan untuk menyampaikan pendapatnya tentang materi yang sedang di bahas sesuai dengan pemahamannya
-
Peserta menyampaikan pertanyaan dan kemudian akan di bahas bersama sama apa jawaban dari pertanyaan tersebut
BAB
V
Hasil
yang didapatkan :
MANAJEMENT
PROYEK
PRINSIP
UMUM MANAJEMENT PROYEK
George
R. Terry telah merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai
POAC
(Planning, Organizing, Actuating dan Controlling)
-
Planning ( Perencanaan )
-
Organizing ( Pengorganisasian )
-
Actuating ( Penggerakan )
-
Controlling ( Pengendalian )
A.
Planning (Perencanaan)
Planning
adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang
menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas
(konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep
planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
Pada
proses planning perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
-
Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
-
Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
-
Penerjemahan rencana kedalam program program kegiatan yang kongkrit.
B.
Organizing (Pengorganisasian)
Organizing
(pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan
kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini
menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang
diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Dalam
proses manajemen, organisasi berfungsi untuk :
-
Menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik
-
Membantu pemimpinnya dalam menggerakan fungsi – fungsi manajemen.
-
Mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam koordinasinya.
Dalam
fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural
maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi
dapat dilakukan melalui mekanisme :
-
koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando).
-
koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level).
-
koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).
Koordinasi
vertikal dan bersifat hirarkis :
Pelaksana
Konstruksi :
1.
Koordinasi antara General Superintendant dengan Material
Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan
Equipment Superintendant.
2.
Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan
Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi
vertikal dan bersifat hirarkis.
Koordinasi
horizontal dan bersifat satu level :
1.
Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant
dengan
Construction
Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
2.Field
Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan
Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu
level.
Koordinasi
diagonal :
1.
Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer
merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.
2.
Koordinasi antara Kepala Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan
General Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi
vertikal.
C.
Actuating (Penggerakan)
Actuating
diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang
tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah
ditetapkan di dalam planning.
Pada
tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan,
mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada anggota kelompoknya untuk
secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan
manajemen proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Berikut
ini beberapa metode mensukseskan “Actuating” yang dikemukakan
oleh George R Terry yaitu:
-
Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
-
Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya.
-
Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan dilaksanakan oleh pegawainya.
-
Lakukan praktek partisispasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi
-
Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutinya.
-
Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan.
-
Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari – cari agar bisa memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
-
Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau orang lain menjadi naik emosinya.
-
Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
-
Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun haruslah dengan cara – cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.
D.
Controlling (pengendalian)
Controlling
diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan
atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan
oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan
pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawas Umum
(General Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara
berjenjang)terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah
kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials
Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk
memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor
“jaminan kualitas (quality assurance)”. Sehingga, tahap-tahap
pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.
Kegiatan
ini berlaku juga dalam kegiatan internal konsultan supervisi, dalam
artian, kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi
kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan
controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer. Secara
keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja
konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan
kontraktor.
Ruang
lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek
pelaksanaan rencana, antara lain adalah:
-
Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
-
Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang ,peralatan, bahan)
-
Prosedur dan cara kerjanya
-
Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Controlling
harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta – fakta
tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan
antara rencana dan pelaksanaan untuk memahami kemungkinan terjadinya
penyimpangan.
BAB
VI
Permasalahan
yang dihadapi :
Ketika
diskusi tentang Manajement Proyek adalah kita sulit untuk memahami
apa yang di maksud dalam materi tersebut.
BAB
VII
Kesimpulan
:
Kesimpulan
yang dapat di ambil dari materi diskusi tadi yaitu Planning
(Perencanaan) Organizing (Pengorganisasian) Actuating (Penggerakan)
Controlling (Pengendalian) merupakan cara agar menjalankan sebuah
proyek lebih tertata dan agar tujuan bersama bisa tercapai.
BAB
VIII
Referensi
-
http://192.168.153.3/data/SOP%20K3%20%20Management%20Project/KONSEPSI%20MANAJEMEN%20PROYEK%20DI%20BIDANG%20IT.pdf
Komentar
Posting Komentar